Tuesday, November 24, 2009

legiume cover crps(LCC) untuk tanaman tahunan



A. PENDAHULUAN


1. Sekilas tentang LCC
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan tanaman abadi sebagai monokultur (satu jenis tanaman tumbuh bersama-sama) atau polikultur (beberapa jenis tanaman tumbuh bersama-sama), untuk memperbaiki sejumlah kondisi yang berhubungan dengan pertanian berkelanjutan, tanaman yang mendasar, berkelanjutan peralatan yang digunakan untuk mengelola kesuburan tanah, kualitas tanah, air, gulma /(tanaman yang tidak diinginkan yang membatasi potensi produksi tanaman), hama (binatang yang tidak diinginkan, biasanya serangga, yang membatasi potensi produksi tanaman), penyakit, dan keragaman dan satwa liar dalam agroecosystems (Lu et al. 2000).

Fabaceae pernah dikenal dengan nama Leguminosae serta Papilionaceae, nama yang terakhir ini kurang tepat, dan sekarang dipakai sebagai nama salah satu subsukunya dan dalam dunia pertanian tumbuhan anggota suku ini seringkali disebut sebagai tanaman legum (legume).




Suku polong-polongan atau Fabaceae merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang terpenting dan terbesar, banyak tumbuhan budidaya penting termasuk dalam suku ini, dengan bermacam-macam kegunaan: biji, buah (polong), bunga, kulit kayu, batang, daun, umbi, hingga akarnya digunakan manusia. Bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan ternak, bahan pengobatan, hingga racun dihasilkan oleh anggota-anggotanya. Semua tumbuhan anggota suku ini memiliki satu kesamaan yang jelas: buahnya berupa polong.




Ciri-ciri ; Biji berkotil dua. (dikotiledon), Buah berupa polong, Pada umumnya berdaun majemuk berpasangan, perbungaan tunggal pada subsuku Faboideae serta majemuk pada Caesalpinioideae dan Mimosoideae.

 
2. Latar Belakang Penggunaan LCC

Agroecosystems adalah sistem ekologi dikelola oleh manusia di berbagai intensitas untuk menghasilkan pangan, pakan, atau serat, untuk tingkat besar, manusia membentuk struktur dan fungsi ekologis dari proses-proses alam yang terjadi di agroecosystems. Seperti agroecosystems sering berinteraksi dengan tetangga ekosistem alam dalam lanskap pertanian, meliputi tanaman yang dapat meningkatkan kesinambungan atribut agroecosystem mungkin juga secara tidak langsung meningkatkan kualitas ekosistem alam sekitarnya. Petani memilih untuk menanam jenis tanaman penutup tanah tertentu dan untuk mengatur mereka dengan cara tertentu berdasarkan kebutuhan unik mereka sendiri dan tujuan. Kebutuhan dan tujuan tersebut dipengaruhi oleh biologis, lingkungan, sosial, budaya, dan faktor-faktor ekonomi dari sistem pangan di mana petani beroperasi (Snapp et al. 2005)




Tumbuhan legum dikenal kemampuannya mengambil nitrogen dalam bentuk N2 langsung dari udara, selain cara konvensional dalam bentuk nitrat atau amonium dari cairan tanah, kemampuan ini dimiliki karena mereka bersimbiosis dengan bakteri tertentu yang menghuni jaringan-jaringan tertentu, biasanya di akar, namun ada beberapa yang menghuni jaringan parenkim di batang bagian yang dihuni bakteri ini biasanya terlihat sebagai bintil-bintil.




Setiap spesies tumbuhan hanya efektif bersimbiosis dengan spesies bakteri yang khas, dengan demikian hubungannya bersifat sangat spesifik, misalnya, kedelai hanya efektif bersimbiosis dengan Bradyrhizobium japonicum, infeksi dengan bakteri lain selalu gagal atau hanya menghasilkan sedikit bintil, simbiosis ini telah dipelajari secara mendalam dan mekanismenya telah banyak diungkap, yang dilakukan untuk mencari kemungkinan memperluas simbiosis pada kelompok tumbuhan bermanfaat lainnya, karena kemampuan mengikat nitrogen dari udara berarti mengurangi pemberian pupuk N (misalnya urea, ZA, atau KNO3) secara nyata.

Udara yang menyelubungi bumi mengandung gas nitrogen sebanyak 80 %, sebagian besar dalam bentuk N2yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman dan kebanyakan mikroba tidak mempunyai cara untuk mengikat nitrogen menjadi senyawa dalam selnya, tanaman dan mikroba umumnya mendapatkan nitrogen dari senyawa seperti ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3-), untuk memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, pakar bioteknologi memusatkan perhatiannya pada hubungan antara tanaman dengan jenis mikroba tertentu yang dapat menambat nitrogen dari udara dan menyusun atom nitrogen kedalam molekul ammonium, nitrat, atau senyawa lain yang dapat digunakan oleh tumbuhan (Prentis, 1984).


B. PEMANFAATAN UTAMA LCC


1. Menjaga kesuburan Tanah
Penanaman Kacangan Penutup Tanah (Legume cover crops = LCC) pada tanaman tahunan (contoh. Karet) dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, selain berperan sebagai “jaring hara”, juga diharapkan dapat menyumbangkan hara yang mudah tercuci seperti nitrogen, kalsium, dan fosfor. Pasokan nitrogen dapat dilakukan dengan penanaman jenis-jenis tanaman yang mampu menambat nitrogen bebas dari udara, menurut Vegara (1982) nitrogen bebas dari udara dapat dikonversi menjadi ammonia yang siap dimanfaatkan oleh tanaman melalui bakteri rhizobium yang berasosiasi dengan akar tanaman leguminosa, tidak semua jenis tanaman leguminosa dapat menambat nitrogen dari udara, bahkan menurut Giller et al. (1995) ada beberapa legume penghasil biji justeru menyerap nitrogen lebih banyak daripada yang disumbangkan melalui penambatan nitrogen dari udara.


Ketersediaan fosfor di dalam tanah pada umumnya cukup banyak, namun yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman sangat terbatas, oleh karena itu pemilihan jenis tanaman yang dapat berasosiasi dengan cendawan dalam membentuk mikoriza sangat diperlukan, baik ektomikoriza maupun endomikoriza, hubungan antara akar tanaman dengan cendawan merupakan hubungan yang sangat menguntungkan, dimana eksudat akar tanaman akan menyediakan gula yang sesuai dengan kebutuhan cendawan, sementara cendawan akan memproses fosfat tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman dengan cara mensekresikan enzim-enzim fosfatase, fitase, dan nitrat reduktase, selain fosfat cendawan ini dapat menyediakan nitrogen, kalium, kalsium, sulfur, dan tembaga, penyerapan ini bisa dilakukan oleh hipa-hipa cendawan lebih dari 4 cm dari permukaan akar, dengan demikian, mikoriza ini dapat memperluas penyerapan hara dari dalam tanah (Mukerji et al, 1991; Smith and Read, 1997).

Tanaman kacang-kacangan akarnya mempunyai bintil-bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti, simbiosis antara tanaman dan bakteri saling menguntungkan untuk kedua pihak, bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan kehidupannya.


Bakteri penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium, bakteri ini masuk melalui rambut-rambut akar dan menetap dalam akar tersebut dan membentuk bintil pada akar yang bersifat khas pada kacang – kacangan. Belum diketahui sepenuhnya bagaimana rhizobium masuk melalui rambut – rambut akar, terus ke dalam badan akar dan selanjutnya membentuk bintil – bintil akar. Sedangkan Bakteri Rhizobium adalah bakteri berbentuk batang pendek, gram negatif, mempunyai koloni dengan bentuk permukaan halus berlendir, yang mempunyai kemampuan mengikat Nitrogen dari udara, bakteri ini hidup dalam akar tanaman Leguminoceae atau tanaman kacang-kacangan, dengan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar, rhizobium mendapatkan makanan dari tanaman kacang-kacangan dan tanaman mendapat Nitrogen dari bakteri Rhizobium, hasil kerjasama ini dikenal sebagai simbiosis mutualisme, karena kedua pihak mendapat keuntungan yang sama dan tidak ada yang dirugikan. (Indrawati, 2008)


2. Menjaga Ketersediaan Air Tanah Dan Menjaga Kelembapan Tanah
Legume cover crops = LCC pada tanaman tahunan selain tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, dan mengurangi pengupan air.


3. Mengendalikan Pertumbuhan Gulma
Penanaman kacang- kacangan penutup tanah untuk membatasi pertumbuhan gulma, upaya pengendalian gulma telah dilaksanakan dengan menanami tanah di antara tanaman tahunan (conth ;kelapa sawit /gawangan) dengan tanaman kacang penutup tanah dan membuat piringan di sekeliling tiap individu tanaman, pertumbuhan gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka berbagai macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu (menyaingi) pertumbuhan tanaman pokok, menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor dan lembab.

Pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya saingan terhadap tanaman pokok, memudahkan pelaksanaan pemeliharaan, dan mencegah berkembangnya hama dan penyakit tertentu.


C. KEGUNAAN LAIN LCC YANG DIMANFAATKAN PETANI
1. Pupuk hijau
Semua legum yang berupa terna atau tumbuhan merambat dapat dipakai sebagai pupuk hijau, namun demikian ada beberapa yang disukai karena pertumbuhannya yang pesat dan menutupi tanah/LCC (tanaman legum penutup tanah) ; Orok-orok seluruh bagian) , MB (Mucuna bracteata), PJ (Pueraria javanica), CC (Calopogonium caeruleum) CP (Centrosema pubescens) .


Pangkasan tajuk tanaman penutup tanah dari keluarga kacang-kacangan (LCC = legume cover crops) dapat memberikan masukan bahan organik sebanyak 1.8 – 2.9 ton ha-1 (umur 3 bulan) dan 2.7– 5.9 ton ha-1 untuk yang berumur 6 bulan, konsep pembangunan berkelanjutan terus digalakkan agar kegiatan pertanian senantiasa menguntungkan, aman, lestari dan ramah lingkungan, perlu penyusunan rekomendasi pemupukan terpadu yang bersifat spesifik lokasi disesuaikan dengan komoditas yang diusahakan dan lahan tempat usahanya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan.

Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA, tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah, sumber nitrogen yang terdapat dalam tanah, makin lama makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk mempertinggi produksi, untuk mencukupi kebutuhan pangan, berakibat diperlukannya pupuk dalam jumlah yang banyak, industri pupuk yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat, untuk itu perlu dicari pupuk nitrogen alternatif dan rekayasa gen hijau kelihatannya dapat memberikan harapan untuk memenuhi kebutuhan pupuk di masa yang akan datang. (Anonim,2008)5

2. Pakan Ternak
Makanan ternak dari tanaman kacangan penutup tanah sebagai tanaman sela mempunyai harapan yang baik terutama sebagai kegiatan produktif dalam mengisi masa tanaman tahunan yang belum menghasilkan (kedelai (biji), klover (daun), alfalfa (daun)


3. Tambahan Bahan Pangan
Bahan makanan atau minuman Biji, polong, bunga, atau daun Alfalfa ,Kedelai, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang bogor , Kacang gude ,Kacang babi, Kacang merah, Kacang lima, Kacang, panjang , Kara benguk , Kara pedang, Buncis, Ercis dan kapri, Kecipir, Kacang azuki dan lain sebagainya.


D. MACAM DAN CARA MENDAPATKAN BIBIT TANAMAN LCC

Jenis tanaman penutup tanah yang ada untuk tanaman tahunan diantaranya yang umum di perkebunan adalah calopogonium caeruleum, calopogonium mucunoides, pueraria javanica, pueraria phaseoloides, centrocema pubescens, psophocarphus palustries, dan mucuna cochinchinensis, kacang tanah (arachis hypogaea) ,kedelai (glycine , ax) , buncis (phaseolus vulgaris), kapri (pisum sativum), orok-orok (crotalaria junce), arachis pintoii, centrosema pubescens, mucuna sp, dan tanaman legum menjalar , lainnya.


Bibit tanaman dapat ditanam dengan disebar maupun ditugal dari biji yang djual ditoko-toko pertanian atau membeli dari tempat pembibitan dan penanaman lCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1(satu) jenis lCC.


E. SYARAT TANAMAN PENUTUP TANAH


Seleksi LCC perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya kecambah, tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik , tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinchinensis (75%), apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah.

Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup memerlukan persyaratan berikut: (a) mudah diperbanyak;(b) sistem perakaran tidak menimbulkan kompetisi dengan tanaman utama; (c)tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun; (d) tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi; (e) toleran terhadap pemangkasan, resisten terhadap hama/enyakit, kekeringan, naungan, dan injakan; (f) mampu menekan pertumbuhan gulma; (g) tidak akan berubah menjadi gulma; dan (h) tidak mempunyai sifat-sifat yang mengganggu seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.


F. KENDALA PENGGUNAAN LCC


Kendala yang dihadapi dalam pembangunan LCC di perkebunan tanaman tahunan antara lain adalah tingginya harga benih LCC, mutunya rendah, tidak tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat, tidak ada jaminan mutu benih yang dipakai, sistim produksi, panen, penyimpanan, dan pemasaran yang belum terorganisir dan kesemua faktor tersebut menyebabkan penanaman LCC di perkebunan tanaman tahunan semakin berkurang, salah satu alternative untuk mengurangi ketergantungan benih LCC pada negara lain, disamping upaya peningkatan produksi benih dalan negeri, juga dapat dilakukan dengan diversifikasi penutup tanah dengan tanaman pakan dan tanaman yang dapat dimanfaatkn lain oleh petani.



G. KESIMPULAN

Penanaman tanaman penutup tanah dari golongan leguminosa yang merambat (LCC) di perkebunan tanaman tahunan, sudah merupakan baku teknis, terutama di perkebunan besar. Hal ini didasarkan karena LCC mampu,mencegah erosi, memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organik dan hara, tanah, memperbaiki tata lengas tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat serangan penyakit dan akhirnya memperpendek masa tanaman belum menghasilkan dan meningkatkan produksi .

Serta dapat dimanfaatkan sebagai sebagai pupuk hijau, aplikasi pupuk terhadap hara yang diketahui menjadi faktor pembatas, akan meningkatkan hasil, pengusahaan tanaman dengan hasil tinggi (high yielding), membutuhkan tanah yang subur secara berkesinambungan, hara yang diserap oleh tanaman harus digantikan, penggunaan pupuk yang tepat akan meningkatkan keuntungan ekonomi.

 
Tanaman kacaangan dapat juga dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan ada juga sebagian yang digunakan untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan maupun obat-abatan yang berguna bagi manusia yang lebih utama adalah menghemat biaya yang keluarkan untuk dalam hal pembelian pupuk dan mengurangi biaya untuk pemeliharaan dan perawatan dari tanaman tahunan.


Posting:

  1.  Agribisnis.Deptan.Go.Id/.../Profil%20kelapa%20sawit%20final.


  2. Samm171185.Blogspot.Com/.../Mempertahankan-Kesuburan-Tanah.Html


  3. Balittanah.Litbang.Deptan.Go.Id/Dokumentasi/Buku/.../Berlereng4.Pdf


  4. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


  5. husnulamalia.blog.friendster.com/


  6. Karyudi dan Nurhawati Siagian “Peluang Dan Kendala Dalam Pengusahaan Tanaman Penutup Tanah Di Perkebunan Karet, Balai Penelitian Karet Sungei Putih, P.O. Box 1415, Medan 20001, Sumatera Utara













No comments:

Post a Comment